APA ITU PRAMUKA?
Apa
sesungguhnya pramuka itu dan untuk apa didirikan. Menurut Wikipedia, Pramuka
atau yang disebut dengan Scout Movement adalah gerakan pemuda
sedunia yang dimaksudkan untuk mendukung anak-anak muda dalam perkembangan
fisik, mental dan spiritualnya sehingga mereka dapat melakukan membangun
masyarakat. Pramuka dimulai sejak tahun 1907 dan diprakarsai oleh Robert
Baden-Powell, seorang letnan jenderal Inggris. Kegiatan pramuka ditekankan pada
kegiatan outdoor yang meliputi berkemah, keterampilan dari
kayu, keterampilan dalam air, mendaki gunung dan olahraga. Semua anggota
pramuka harus menaati Scout Promise and Law. yang
setara dengan Tri Satya dan Dasa Dharma di Gerakan Pramuka Indonesia.
Gerakan pramuka masuk ke Indonesia semenjak tahun 1912 yang
dibawa oleh bangsa Belanda. Awalnya organisasi pramuka pertama bernama NIPV
(Nederland Indische Padvinders Vereeniging = Persatuan Pandu-Pandu Hindia
Belanda). Kemudian, para
pemimpin nasional pun mulai membentuk organisasi pramuka untuk menjadi kader
pergerakan nasional. Istilah Padvindery pun dilarang dan munculah istilah Pandu
atau Kepanduan. Pada tahun 1961, dikarenakan 80% penduduk Indonesia tinggal di
pedesaan dan 75% adalah petani maka Kwarnas (Kwartir Nasional) Gerakan Pramuka
menganjurkan supaya para pramuka mengadakan kegiatan di bidang pembangunan
desa. Pada saat itu, yang menjabat sebagai Kepala Kwarnas adalah Sri Sultan
Hamengkubuwono IX yang kemudian dikenal sebagai Bapak Pramuka Indonesia.
Berbeda dengan Scout
Movement di luar negeri yang memisahkan antara Boy Scout (laki-laki) dan Girl
Guide (perempuan), untuk Indonesia, pramuka laki-laki dan perempuan berada di
wadah yang sama hanya dengan nomor gugus depan yang berbeda saja. Gugus depan
ganjil adalah gugus depan laki-laki sedangkan gugus depan genap adalah gugus
depan perempuan. Di luar negeri, pramuka di bagi berdasarkan umur dengan nama
yang berbeda (Cub Scout, Boy Scout, Rover Scout) di Indonesia, tingkatan umur
dibedakan dengan tingkatan pramuka berupa siaga, penggalang, penegak dan
pandega.
Aturan dasar dan kompetensi yang harus dimiliki seorang pramuka
tertulis dalam Pancasila, Tri Satya dan Dasa Dharma (untuk
penggalang,penegak dan pandega):
TRI SATYA
Demi kehormatanku aku
berjanji akan bersungguh-sungguh :
·
Menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, dan Negara Kesatuan
Republik Indonesia dan menjalankan Pancasila.
·
Menolong sesama hidup dan ikut serta membangun masyarakat.
·
Menepati Dasa Darma.
DASA DHARMA
Pramuka itu :
1. Takwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa
2. Cinta
alam dan kasih sayang sesama manusia
3. Patriot
yang sopan dan kesatria
4. Patuh
dan suka bermusyawarah
5. Rela
menolong dan tabah
6. Rajin,
trampil dan gembira
7. Hemat,
cermat dan bersahaja
8. Disiplin,
berani dan setia
9. Bertanggungjawab
dan dapat dipercaya
10. Suci
dalam pikiran, perkataan dan perbuatan
Gerakan Pramuka sebagai
penyelenggara pendidikan kepanduan Indonesia yang merupakan bagian pendidikan
nasional, bertujuan untuk membina kaum muda dalam mencapai sepenuhnya
potensi-potensi spiritual, social, intelektual dan fisiknya, agar mereka bisa:
1. Membentuk,
kepribadian dan akhlak mulia kaum muda
2. Menanamkan
semangat kebangsaan, cinta tanah air dan bela negara bagi kaum muda
3. Meningkatkan
keterampilan kaum muda sehingga siap menjadi anggota masyarakat yang
bermanfaat, patriot dan pejuang yang tangguh, serta menjadi calon pemimpin
bangsa yang handal pada masa depan.
MODERNITAS DAN KURANGNYA MINAT AKAN PRAMUKA
Sekarang, mari kita masuk kepada isu utama tentang berkurangnya
minat pemuda-pemudi akan kegiatan kepramukaan seiring dengan berkembangnya
zaman. Modernitas juga seakan
sudah menelan asyiknya kegiatan pramuka. Dengan Pramuka saya sendiri bisa bertemu dengan orang Papua,Jogja,Singapura,Malaysia kesempatan yang sangat langka, jika saya anak saudagar mungkin saya tinggal beli tiket lalu pergi kesana, namun melalui Pramuka tak sepeserpun uang saya keluar namun saya bisa bertemu,bercerita,bergurau tawa dengan mereka kan lumayan nambah temen...
Menurut saya juga,
generasi zaman sekarang cenderung manja dan tidak bisa dilepas seandainya ada
keadaan darurat. Saya yang sejak kecil terbiasa tidur di tenda dan lantai,
tidak punya masalah ketika harus berpergian sana-sini dan harus tidur di
kondisi apapun. Banyak teman saya yang menurut saya terlalu manja yang harus
tidur di atas kasur atau tidak bisa tidur di kendaraan. Lucunya lagi, anak-anak
zaman sekarang terlalu bergantung pada teknologi.
Sejujurnya menurut data sensus tiga tahunan WOSM (World
Organization of Scout Movement) 2010, Indonesia masih menjadi negara dengan
jumlah pramuka tertinggi sedunia yaitu sejumlah 17,100,000 orang.
Menurut pengamatan saya
dan beberapa pendapat teman-teman, kurangnya minat anak-anak muda zaman
sekarang akan pramuka disebabkan oleh beberapa hal :
·
Pramuka hanyalah ajang menyanyi dan main tali
temali.
Yup, ini pendapat banyak
orang mengenai keadaan pramuka zaman sekarang. Banyak sekali sekolah-sekolah
yang mengadakan kegiatan ekstra-kurikuler pramuka namun dengan pembina yang
kurang kompeten. Hal ini mengakibatkan kegiatan yang ada tidak lagi berdasarkan
pada kompetensi yang tertulis di SKU tapi hanyalah kegiatan senang-senang dan bermain
dengan alam. Pramuka sesungguhnya mengajarkan KETERAMPILAN yang tidak diajarkan
di sekolah seperti morse, semaphore, sandi dan juga P3K , tidak hanya itu sebenarnya dalam lagu pramuka ada sebuah semangat,pelajaran yang seharusnya bisa di petik peserta didik
·
Kurangnya semangat para pembina dan orang tua untuk
membawa anak didik ke ‘alam liar’.
Kebanyakan orang tua
jaman sekarang sangat ‘over-protective’ terhadap anak-anaknya. Orang tua jarang
membiarkan anaknya untuk pergi berkemah dalam kelompok dan sangat takut anaknya
nanti akan sakit karena tidur di luar selama beberapa hari. Beruntung saya memiliki orang tua yang tidak seperti itu.
·
Tidak perlunya keterampilan di alam liar
karena bantuan alat-alat modern.
Seperti yang saya katakan
sebelumnya, di zaman modern ini, anak-anak cenderung malas pergi keluar dan
mencari petualangan di luar rumah. Adanya PlayStation, Nintendo Wii, PC membuat
anak-anak merasa senang terkurung di rumahnya sendiri. Anak-anak zaman dulu
yang senantiasa mengadakan eksplorasi ke hutan-hutan sudah tidak ada lagi.
Mendapatkan High-score di online game menjadi jauh lebih menarik ketimbang
eksplorasi harta karun di kebun-kebun dekat rumah. Keterampilan untuk membangun
tenda dan menggunakan berbagai sandi dan simpul yang dulu saya anggap keren
sudah dianggap ketinggalan zaman. Signifikansinya juga sudah berkurang karena
anak-anak cenderung malas pergi ke alam liar dan berkurangnya hutan-hutan yang
menarik untuk dikunjungi karena adanya penebangan liar dan pengubahan
hutan-hutan dekat kota menjadi pemukiman. Kecuali ada kecelakaan pesawat parah
dan anda terdampar di suatu pulau tanpa sinyal handphone mungkin keterampilan
itu baru akan digunakan.
·
Kurangnya pemahaman tentang arti pramuka
secara menyeluruh.
Memang kegiatan pramuka
pada dasarnya adalah keterampilan di alam liar dan berbagai macam keterampilan
fisik lainnya. Ya benar, untuk tingkat siaga dan penggalang. Harusnya penanaman
nilai pramuka ini sudah ditanamkan dari sejak tingkat siaga bahwa pramuka nantinya
juga akan meningkatkan kemampuan kepemimpinan dan juga meningkatkan kesadaran
sosial. Pramuka juga membantu sesama, mengadakan event-event dan juga
melaksanakan bakti sosial. Hal ini yang rasanya kurang ditanamkan kepada
anggota-anggota pramuka. Ketika Batam kemarin mendapat 'paketan' asap dari Riau saya bersama temen-temen Dewan Kerja se Kota Batam turun langsung kejalan untuk memberikan masker untuk para pengguna jalan. Sungguh
pengalaman seorang pramuka yang sesungguhnya tidaklah hanya bermain tali-temali
atau menyanyi saja.
·
Adanya banyak kegiatan lain yang lebih
spesifik dalam meningkatkan keterampilan.
Pramuka, nama yang sungguh kurang menjual jika dibandingkan
dengan Palang Merah Remaja yang jelas-jelas belajar Pertolongan Pertama atau
Pecinta Alam yang jelas-jelas melakukan kegiatan memacu adrenalin seperti arung
jeram dan panjat tebing. Pramuka memang menjual sesuatu yang menyeluruh.
Mendidik anak-anak muda untuk menjadi seorang yang utuh secara jiwa,raga dan
spiritual. Tidak hanya orang yang kuat secara fisik, tapi juga memiliki empati
dan sifat rela menolong. Tapi kemampuan yang dibangun itu lebih cenderung
kepada soft skill yang mungkin kurang terlihat wujud nyatanya.
Tidak heran banyak orang tua atau anak-anaknya sendiri menganggap pramuka tidak
lagi relevan dan enggan mengikuti kegiatan pramuka.
·
Tidak adanya sertifikasi dan pengakuan dari
pihak terkait.
Sertifikasi yang didapat dari pramuka hanyalah dengan satu
jahitan yang terdapat di baju yang menjadi TKU dan TKK. Tidak ada pencatatan
khusus tentang siapa yang sudah menjadi pramuka tingkat apa dan dimana.
Kebanyakan institusi (sekolah dan perusahaan) juga tidak menganggap pramuka
sebagai suatu hal yang bisa dipandang lebih untuk mendaftar sekolah atau
pekerjaan. Karenanya adanya pencatatan, sertifikasi dan quality
assurancedari kegiatan pramuka mungkin akan meningkatkan minat anak-anak
dan orang tua untuk mengikutsertakan anaknya dalam kegiatan kepramukaan ini.
PRAMUKA, MASIHKAH RELEVAN?
Sebagai penutup, saya
ingin menyampaikan pendapat saya mengenai pramuka. Masihkah pramuka relevan?
Tentu saja, jawaban saya pramuka masih relevan. Harus dibantu dengan
pembina-pembina yang kompeten sehingga semangat kepramukaan masih bisa
disampaikan kepada anggota-anggotanya. Di zaman modern ini justru pramuka
menjadi sangat penting apalagi di kota-kota. Kota-kota besar mulai menunjukkan kecenderungan
adanya kehidupan individualistik dimana tidak adanya rasa peduli antar sesama
dan kurangnya kesadaran sosial. Pramuka membantu anak-anak muda kembali
menyelami nilai-nilai kemanusiaan dan persatuan. Membangun anak-anak muda untuk
memiliki keterampilan dasar di alam liar (yang pasti jauh lebih sehat ketimbang
bermain Xbox di kamar) dan juga membangun pribadi yang bersahaja justru malah
sangat dibutuhkan oleh masyarakat modern zaman sekarang, dan yang harus kita syukuri adalah Pemerintah telah mengeluarkan Undang-undang no 12 tahun 2010 tentang GERAKAN PRAMUKA(benny,SU IV)
0 komentar:
Posting Komentar